jam digital

Jumat, 31 Januari 2014

MACAM-MACAM ATC, PASCA LAHIRNYA LPPNPI........

Oleh. Muhafsy  (anggota IATCA)

Adalah sebuah kenyataan yang tak bisa kita pungkiri, bahwa setelah lahirnya LPPNPI, atc Indonesia telah terpolarisasi sedemikian rupa, terkotak-kotak, terbagi-bagi menjadi bagian tersendiri, keadaan ini jelas tidak baik bagi kita semua, dan juga bertentangan dengan semangat kebersamaan yang telah kita bangun selama ini.namun apa mau dikata inilah kenyataan yang terjadi sekarang ini. Kami mencoba untuk mengelompokkanya dalam tiga kelompok besar, bukan berarti ingin mengkotak kotakkan, hanya saja ini mungkin dapat sedikit memberi gambaran riil dari apa yang tengah terjadi pada kita. Dan tentu saja hal ini masih bisa kita perdebatkan, namun sebagai langkah awal untuk memahami kami rasa ini sudah cukup relevan.

Kelompok yang pertama. kelompok ini adalah kelompok yang diuntungkan langsung dengan lahirnya LPPNPI ini. Mereka yang tergabung dalam kelompok ini adalah para senior dilingkungan tempat mereka bekerja selama ini. Mereka dengan serta merta dapat menduduki jabatan structural dengan gampang dan mudahnya, karena kesenioran mereka tersebut. Well….menurut kami tak masalah sih…mungkin sudah saatnya, mungkin sudah waktunya,…..mungkin yang perlu digaris bawahi disini adalah junior-junior mereka yang dibawah sangat dan amat berharap mereka menjadi perpanjangan lisan dalam meyuarakan apa yang diharapkan, dan junior-junior mereka berharap dapat kecipratan perubahan pula, seperti apa yang dirasakan oleh senior mereka yang telah duduk di kursi empuk jabatan structural.
Namun sayang beribu kali sayang, harapan tinggallah  harapan. Sebagian kecil dari mereka lebih bersikap defensive dan cenderung mempertahankan status quo semata. Ini sangat disayangkan sekali, bukannya mereka tidak paham keinginan para junior mereka, sebaliknya mereka sangat paham sekali, bukankah mereka dulunya juga sangat berharap perubahan seperti apa yang diharapkan para junior mereka saat sekarang ini bahkan ada diantara mereka dulunya sangat vocal dan berada digaris depan dalam menuntut perubahan tersebut. Ya itu dulu… lain dulu lain sekarang, kalau ditanya mengapa berubah…mungkin mereka akan menjawab “ kami bersikap hati-hati“ (bahasa lain dari cari aman) hmm….

Kelompok yang kedua. Adapun mereka yang termasuk dalam kelompok yang kedua ini adalah mereka yang selama ini telah berprinsip seperti pepatah “ if you can’t beet them, you join them” jika kamu tidak mampu mengalahkan mereka ya sudah bergabung saja sama mereka.
Sesungguhnya sah-sah saja bagi mereka untuk bersikap seperti itu, apalagi kalo ini digunakan dalam rangka berstrategi, untuk kepentingan bersama yang lebih besar, tentu ini sangat baik.Namun sayang sebagian kecil dari mereka ( catat sebagian kecil) malah lupa denga tujuan awalnya, mereka yang tadinya beridealisme tinggi, menjadi panutan rekan-rekan serta juniornya kini larut dalam kerennya sebutan dan panggilan “Pak maneger”.
Dikelompok ini kita juga tergabung mereka yang berprinsip, mumpung ada kesempatan dan juga mereka yang berprinsip kalo tidak sekarang kapan lagi, macam-macam isinya kelompok yang kedua ini, ada yang dengan suka rela menawarkan diri, begitu ia dapat informasi bahwa dibutuhkan seseorang untuk mengisi jabatan tertentu maka ia sampaikan langsung ataupun melalui perantara, baik dengan bahasa yang lugas maupun dengan isyarat, bahwa ia menginginkan jabatan tersebut, baik melalui pintu depan atau pintu belakang, baik melalui jendela atau ventilasi ( yang terakhir ini tikus kali…). Intinya apapun akan ia lakukan dfemi untuk mendapat jawaban “ ya’ dari orang yang sakti tanda tangannya.

Kelompok ketiga, dikelompok ketiga inilah berisikan orang-orang yang beridealisme tinggi, mentor-mentor yang bertanggung jawab, para senior yang betul-betul merakyat, tak sedetikpun mereka membiarkan para pelaksana dan junior mereka berjuang sendiri. Duh.. senangnnya berada dikelompok ini, hitung-hitungan kami mereka yang berada di kelompok ini lebih dari 80 % dari jumlah keseluruhan atc di Indonesia ini, jadi jangan ada yang beranggapan mereka ini kelompok kecil, sebaliknya kalau di ibaratkan kereta api gerbong mereka ini sungguh sangat panjang sekali.

Namun sayangnya kelompok ketiga ini sering disebut dengan istilah “Barisan sakit hati” oleh mereka yang berada dikelompok pertama dan mereka yang ada dikelopok kedua. Istilah barisan sakit hati sebenarnya tidaklah tepat bagi mereka yang ada dikelompok ketiga ini. Namun istilah ini sering dipakai untuk menjastivikasi seolah-olah mereka yang ada dikelompok ketiga dalam posisi yang salah ( iri hati). Padahal semua juga tahu mereka inilah yang terzolimi, diperlakukan tidak adil, mereka inilah yang dikebiri, hak-haknya, mereka inilah yang hanya bisa kesal dan bungkam, meratapi kebijakan yang dibuat tak mau berpihak pada mereka.

Dan hari ini kita lihat sendiri, mereka menetapkan remun semaunya, masa' kita-kita yang atc pelaksana menerima lebih rendah dari para staff yang ada di kantor pusat sana, belum lagi TLR yang dihapus....bahasa mereka, TLR sudah digabung dalam remun tersebut,.......jelas ini cuma permainan angka-angka, alias tipu-tipu, sebenarnya kenaikannya tak seberapa.....bandingkan dengan mereka....luar biasa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar