Betapa
banyak bencana yang menimpa manusia. Yang kesemuanya berakhir dengan tangisan
dan penderitaan. Ada yang kehilangan seluruh anggota keluarganya; kehilangan
harta bendanya; terampas kekuasaannya; terusir dari negerinya; belum
mendapatkan pendamping hidup. Semua ujian dan cobaan, kecil atau besar, sudah
pasti datang tanpa perlu diminta. Sebelum ia datang menemui kita, sudah
seharusnya kita menguatkan diri agar tidak terjungkal karenanya. Apalagi ketika
menghadapi ujian yang sangat kecil, kita tidak mungkin kalah olehnya!
Namun,
secepat ia datang, secepat pula ia pergi. Ujian dan cobaan sudah pasti pula
akan segera berlalu. Seperti berlalunya malam dan datangnya fajar kebahagiaan.
Atau seperti tamu yang numpang lewat sesaat. Atau seperti keadaan dunia, tempat
persinggahan sementara ini. Sebuah tempat yang sudah pasti akan hancur binasa,
dalam waktu dekat. Namun anehnya, banyak orang yang menangisi dunia ini,
sementara tempat tinggal abadi kelak, tidak kita tangisi karena kita tidak tahu
akan ke mana.
Airmata yang
jatuh karena masalah-masalah duniawi hanyalah kesia-siaan belaka. Dia tidak
memberikan apa-apa bagi ketenangan jiwa. Karena, dunia ini adalah tempat yang
sangat rapuh untuk dijadikan tempat bersandar. Kita sering bersedih karena
terlewatkan menonton acara TV kegemaran kita, tetapi kita tidak bersedih dengan
terlambatnya kita dari shalat fardhu berjamaah. Kita sering bersedih karena
waktu malam tidak diisi dengan pelbagai hiburan, canda tawa dan pembicaraan yang
tiada berarti, tetapi kita tidak bersedih dengan malam yang tidak diisi dengan
qiyamul lail. Kita bersedih karena sahabat kita mendapat kebahagiaan, sedangkan
ketika kita mendapat kebahagiaan, kita mencibir teman yang sedang mendapat
kemalangan. Oh, tidakkah kita telah banyak menumpuk kesedihan dalam hati kita?
Sedangkan
bagi para wali-wali Allah, yang mereka sedihkan adalah urusan-urusan akhirat.
Mereka sedih apabila di malam hari mereka tidak mengerjakan qiyamul lail.
Mereka sedih apabila tidak mampu bersedekah, padahal mereka tidak punya
kemampuan untuk itu. Mereka sedih apabila tidak shalat fardhu berjamaah. Mereka
sedih ketika melakukan dosa, sekalipun dosa itu sangat ringan. Mereka menangis
dikeheningan malam, memohon kepada-Nya, mengharap bantuan-Nya, pasrah
kepada-Nya. Mereka merasa bahagia bersama Allah. Hati mereka selalu terhibur
walau dalam keadaan sepi. Titik pusat perhatian mereka adalah akhirat. Mereka
tidak mendengki dengan kenikmatan yang diperoleh orang lain. Hati mereka sabar.
Jiwa mereka penuh ketulusan dan kekhusyuan. Bagi mereka, ujian dan cobaan
adalah satu syarat untuk meninggikan derajat keimanan mereka. Mereka juga
memandang, bencana-bencana itu tidak seberapa dibanding dengan bencana-bencana
yang akan mereka terima kelak apabila mereka tidak bersabar dan banyak berkeluh
kesah.
Salah
seorang ulama tabi'in berkata, "Sejak empat puluh tahun yang lalu, saya
tidak pernah bersedih karena sesuatu, sebagaimana kesedihanku lantaran fajar
telah terbit." Simaklah pernyataan itu wahai sahabatku, tidaklah mereka
bersedih karena hal-hal duniawi. Yang mereka sedihkan adalah berlalunya waktu
di mana mereka merasa asyik berduaan dengan-Nya. Bandingkan dengan diri kita
yang kerap bersedih karena hal-hal duniawi. Merenunglah! Mungkin karena hal itulah
kita tidak pernah tidur dengan tenang, jiwa kita senantiasa resah dan gelisah,
boleh jadi kita lebih mencintai dunia yang fana ini daripada akhirat yang kekal
abadi.
Sahabatku,
tidak ada jalan bagimu kecuali beriman dan bertakwa. Karena itulah sebaik-baik
bekal perjalanan. Saat awan mendung membalut hatimu, kelak Allah akan
memberikan cahaya mentari yang menyejukkan. Saat dadamu terasa kering karena
kerasnya ujian, Allah akan menurunkan hujan rahmat ke dalam hatimu. Jika engkau
beriman dan bertakwa, Allah akan menerima setiap amalmu, Allah akan
membimbingmu hingga masa akhirmu. Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap detik
yang telah engkau persembahkan untuk negeri akhirat.....iya kan....terus mengapa harus bersedih....delet tu bersedih...........................(ngomong emang gampang, prakteknya yang berat),.....ya ALLOH kuat kanlah hati ini......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar