Nabi Muhammad pernah menerima kiriman
abat-obatan mahal dari Mesir. Beliau mengembalikannya beserta sebuah pesan yang
menyatakan bahwa cara hidup beliau adalah obat dan pengobatan yang terbaik.
Begitu sempurnanya keseimbangan hidup beliau, sehingga beliau hanya pernah
menderita sakit ketika ada yang berusaha meracuni makanan beliau atau berusaha
menyihir beliau. Nabi Muhammad saw bersabda bahwa bila hati baik maka seluruh
tubuh akan baik, dan bila hati rusak maka rusak pulalah seluruh tubuh.”
Di samping itu kita juga tahu bahwa
bentuk pengobatan cara Nabi ialah mengkonsumsi zat-zat natural dari berbagai
jenis tumbuh-tumbuhan (herbal) seperti habbatus-sauda (jintan
hitam) atau aneka madu serta hijamah (berbekam). Sangat
kontras dengan medis modern yang mengandalkan obat-obatan kimiawi yang banyak
mengandung side-effects yang sangat berpotensi merusak ginjal,
lever dan pada akhirnya jantung.
Mindset umat manusia sangat diarahkan
untuk bergantung kepada sistem medis modern. Sedikit-
sedikit pergi ke dokter manakala sakit. Sedikit-sedikit minum obat
analgesik begitu pusing atau demam. Pada saat yang bersamaan para pekerja medis
modern itu telah di-brain-wash untuk memandang sebelah mata
akan Thibbun-Nabawy(sistem pengobatan ala Rasulullah).
Para dokter
ditanamkan kecurigaan dan kesangsian mereka akan praktek berbekam ala Nabi,
misalnya. Kalaulah yang ragu dan sangsi dari kalangan dokter non-muslim kita
masih bisa maklumi. Tapi yang jadi masalah disini ialah keraguan yang muncul
dari para dokter muslim bahkan sering hadir di pengajian...! Sungguh dahsyat
rangkaian fitnah yang merebak sebelum datangnya puncak fitnah, yakni Dajjal.
jangankan rumah sakit pemerintah, di level puskesmas pun kinerja dhitung dari berapa jumlah pendapatan yang dikeruk dari pasien (atau dari jamkesmas), di rumah sakit pun penilaian kinerja menggunaan balance scorecard, aspek pertama dari 4 aspek itu adalah finansial.........luaaar biasa....!!
BalasHapus