Banyak kita
temui dan semoga kita tidak termasuk
di dalamnya orang
yang tidak kunjung
bagus bacaan
Qur-aan-nya karena
dia malu
untuk belajar tajwiid.
Katanya,
"Hari gini saya harus belajar nuun mati lagi?"
Banyak juga
kita temui orang yang tidak kunjung
hafal
al-Qur-aan lantaran minder
karena
merasa hafalannya rendah
(padahal itu
karena dia malas untuk muraaja'ah).
Sifat malu ini
dibolehkan jika digunakan
untuk
menghormati dan memuliakan
orang-orang
yang lebih besar,
dan ini
adalah hal yang terpuji.
Namun, jika
sifat malu ini menjadi sebab
untuk
meninggalkan perintah yang disyari'atkan,
maka ini
adalah hal yang tercela.
Bukanlah hal
itu termasuk dalam malu yang disyari'atkan,
melainkan
itu merupakan kelemahan dan hal yang memalukan.
Maka,
mengapa tidak kita kesampingkan rasa malu
yang tercela
itu demi meraih pemahaman dalam agama ini……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar