Sekuntum Mursi
Oleh Ustadz Abu Yahya Badrussalam
Betapa Bahagianya rakyat mesir
Ketika ia telah menjadi pemimpin
Di negeri firamid sana
Ucapan selamat mengharu biru
Memberi pesona senyum yang merekah
Cita-cita itu seakan telah menjadi kenyataan
Menegakkan syari’at di negeri fir’aun
Namun ….
Ternyata Allah berkehendak lain
Tiba-tiba lebah sisi menyengatkan bisanya
Membuat sekuntum Mursi menjadi layu
menjadi kenangan
Hati-hati pun terbakar
Tak rela sekuntum itu jatuh tersungkur
Teriakan jihad pun dikumandangkan
Lautan manusia berduyun meminta keadilan
Tak Rela …
Mungkin kalimat sabar sudah tak ada guna
Mungkin Fatawa ulama sudah dianggap usang
Karena mata telah ditutup kabut kemarahan
Apa kata mereka bila kita bacakan fatwa Al
Hafidz Ibnu Hajar :
“Para fuqoha telah bersepakat wajibnya
mentaati penguasa yang menang (dalam revolusi),
dan mentaatinya lebih baik dari pada
melawannya karena itu lebih menahan tertumpahnya darah dan fitnah.” (Fathul
Baari 13/7)
Mungkin mereka akan berteriak
Pengkhianat ..
Antek Yahudi …
Bunglon …
itulah …
Ketika ilmu telah kalah
Tak ada lagi kata dan Fatwa
Di Al jazair sana
Masih tersisa kenangan pahit
Ketika partai islam menang mutlak
Ternyata …
Penguasa membatalkan hasil pemilu
Huru hara pun terjadi
Kembali darah kaum muslimin bersimbah
Akankah kenangan pahit itu terulang di negeri
pyramid
Seakan Allah tak ridho dengan jalan itu
Kejayaan melalui demokrasi
Ternyata hanya fatamorgana
Yaa Allah …
JalanMu lah yang terbaik
Jalan yang dititi oleh para Nabi dan Rasul
Jalan Ilmu dan Amal
Jalan Tauhid dan Ittiba
Tashfiyah dan Tarbiyah
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku,
aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah
yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik." (QS. Yusuf: 108).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar